MODUL 3
Skenario : NASIB SUMANTO
Sumanto, seorang laki laki 48 tahun, 4 bulan yang lalu pulang setelah dirawat di rumah sakit dengan penyakit meningitis. Dokter mengharuskannya untuk minum obat sekitar 9 bulan atau mungkin 1 tahun. Tapi sejak 1 bulan yang lalu, kedua kakinya mulai terasa berat, dan terus bertambah, sehingga sekarang sudah tidak bisa jalan lagi.
Dari pemeriksaan dokter didapatkan vital sign dalam batas normal, tanda rangsangan meningeal tidak ada, nervi cranialis normal. Motorik, kekuatan lengan 4/4/4 dan kaki 1/1/1. Sensorik, rasa raba, suhu terganggu dengan pola "Stocking and Glove". Refleks Biceps dan Triceps +/+, KPR dan APR -/-, Sumanto jadi bertanya tanya, apakah kelemahan sekarang masih kelanjutan dari gejala penyakitnya yang dulu?. Sebagai seorang calon dokter, bagaimana anda menerangkan kondisi yang dialami Sumanto?
Terminologi :
Stocking and glove : Adanya kelainan pada saraf perifer disebut neuropati. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Selain diabetes, juga bisa akibat penyakit autoimun, tiroid, vaskular, dan sebagainya. Gejala parestesia juga bisa disebabkan oleh kelainan saraf yang lebih berat, seperti tumor di daerah sumsum tulang atau gejala sisa pasca-stroke >>Gejala antara parestesia dan neuropati sangat berbeda. Pada neuropati, kesemutan yang muncul sangat khas. Biasanya di telapak kaki kemudian telapak tangan serta simetris kanan dan kiri. Sering disebut daerah stocking gloves, seperti layaknya memakai sarung tangan dan kaus kaki,
Refleks Biceps (BPR) : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan pada sendi siku.
- Refleks Triceps (TPR) : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi. Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku.
Refleks Patela (KPR) : ketukan pada tendon patella dengan hammer. Respon : plantar fleksi longlegs karena kontraksi m.quadrises femoris.
- Refleks Achilles (APR) : ketukan pada tendon achilles. Respon : plantar fleksi longlegs karena kontraksi m.gastroenemius.
Gangguan saraf tepi awalnya biasa mewujud dalam bentuk kesemutan. Bila tidak disertai gejala lain, kesemutan ini menandakan adanya gangguan pada reseptor di kulit atau pada cabang-cabang saraf tepi.
Menurut spesialis saraf dari Klinik Karmel ini, gangguan tersebut cukup diatasi dengan mengibas-kibaskan atau menggoyang tangan atau kaki, dan kesemutan akan hilang. Namun, bila ada gejala lain menyertai seperti kejang, muntah, sakit kepala, gangguan penglihatan, pendengaran, atau gabungan keduanya, bisa jadi kesemutan ini muncul akibat penyakit tertentu seperti diabetes melitus, jantung, stroke ringan, infeksi tulang belakang, rematik, Spasmophilia (tetani), dan Guillain-Barre Syndrome.
Sebagai bagian dari gejala penyakit, kesemutan merupakan tahap paling awal dari proses kehilangan rasa. Setelah tahap paraesthesia (kesemutan), gejala meningkat pada hypaesthesia (baal) hingga penderita mengalami anaesthesia (hilang rasa sama sekali).
Karena itu, bila muncul kesemutan tanpa penyebab jelas, misalnya tertindih, sekaligus disertai gejala lain, segeralah periksa ke dokter saraf. Kesemutan adalah tanda awal yang mesti segera direspon. Makin cepat respon, makin baik karena pemulihan akan kian mudah dan cepat.
Fungsi motorik
a. Otot
Ukuran : atropi / hipertropi
Tonus : kekejangan, kekakuan, kelemahan
Kekuatan : fleksi, ekstensi, melawan gerakan, gerakan sendi.
Derajat kekuatan motorik :
5 : Kekuatan penuh untuk dapat melakukan aktifitas
4 : Ada gerakan tapi tidak penuh
3 : Ada kekuatan bergerak untuk melawan gravitas bum
i2 : Ada kemampuan bergerak tapi tidak dapat melawan gravitasi bumi.
1 : Hanya ada kontraksi
0 : tidak ada kontraksi sama sekali
1 komentar:
supreme clothing
off white hoodie
curry 8
russell westbrook shoes
kyrie shoes
Posting Komentar