19 Januari 2010

Kerja keras lalu buat mereka bangga



Saturday, January 16, 2010, 02:44pm


 

Mulai dari mana ya?

Ah ya, kalo bingung spt ini, c slalu inget apa yg Neta bilang, mulai saja dari apa yang c rasakan sekarang…

C lagi terharu, bener deh, tadi baru nyelesein nonton "King"(hoooo… masih sempet nonton c..laporanmu itu loh.. ckckckck), itu loh, film tentang seorang "Guntur" anak desa yang dididik abis2an sama ayahnya buat jadi pemain bulutangkis yang gemilang kayak Liem Swie King. Meski dia keras kepala dan terkadang nakal karna merasa tak dihargai jerihpayahnya berlatih, dia akhirnya tetep terus berusaha dengan perjuangan yang tak mudah, dibantu oleh sahabat2nya Raden dan Michele ("like this",hehehehe), juga ayahnya yang awal2nya sepertinya selalu hanya memberikan hukuman tapi sebenernya ayahnya bersungguh2 mewujudkan keinginan anaknya, walo Guntur jadi membangkang dengan sikap ayahnya itu.

(ini ketika guntur melihat legendaris2 bulutangkis indonesia di Kudus)


 

Kawan, menjadi pecundang itu mudah, tinggal bersantai-santai aja dan ga usah hargai pengorbanan orang lain buat kita. Tapi sungguh, sulit sekali untuk menjadi pejuang, pejuang yang terus menempa diri dengan kerja keras, hadapi rintangan, hadapi ego diri sendiri untuk dapat bertahan dengan perjuangan itu, dan hargai semua pengorbanan orang lain untuk kita, untuk keberhasilan kita, untuk kebahagiaan kita. Tak layak rasanya gelar juara untuk orang yang merasa juaranya itu ia dapat karna kerja kerasnya sendiri, apakah tak ada orangtuanya yang mendukungnya sepenuh hati?, apakah tak ada dibalik itu guru/pelatihnya yang tulus menginginkan kesuksesannya? Apakah tak ada para sahabat yang selalu menyuntikan semangat sepanjang waktu? Apakah ini bukan karna kehendakNya? Menjadi juara itu memang membanggakan, apalagi jika dengan proses yang butuh perjuangan, sangat sangat berharga.


 

C pernah bermimpi, ketika baca majalah Bobo(entah usia berapa c waktu itu) yang jelas sangat2 kagum dengan profil2 putra2 bangsa yang berhasil mengharumkan nama bangsa, baik itu lewat olahraga, seni maupun olimpiade ilmu pengetahuan, kapan…c bisa kayak mereka….??,. Jujur, ada rasa iri, kenapa mereka bisa?? Bukankan kami sama? Sama saja umurnya, jenjang pendidikannya. Tapi..mereka bisa berprestasi begitu gemilang. Ah ya, bedanya pada kerja keras dan kesempatan. C masih inget, di profil itu pun diceritakan perjuangan mereka, yeah mereka berlatih keras, mereka ikut les ini itu, mereka mengasah kemampuan mereka dengan lomba2, mereka bahkan tak seperti kami yang punya banyak waktu bermain, nonton sepulang sekolah, 'malala' dengan teman sebaya, mereka focus, mereka serius. Tapi sayang, orang2 seperti mereka bukan mayoritas, hanya minoritas , dan hal yang paling menyedihkan adalah ketika mereka sudah gemilang dikancah internasional, mereka malah direbut oleh orang luar tersebut dan tak banyak yang tak kembali ke tanah air untuk mengaplikasikan keluarbiasaan ilmu mereka itu malah memilih menetap di luar negri karna merasa lebih terfasilitasi, ah tapi c bukan ingin cerita tentang itu. C merasa miris dengan remaja2 yang ga manfaatin waktu2 'emas' mereka ini dengan baik, c merasa miris dengan sepupu c yang sudah candu nonton program2 TV ga penting, ga mendidik, bukannya candu belajar. c merasa miris dengan junior2 c yang pesimis dengan Ujian Nasional mereka dan hanya mengharapkan orang lain 'membantunya' ujian nanti, bukannya belajar keras sebelum bulan maret ni tapi masih c liat mereka rajin sekali beraktivitas di dunia maya(FB khususnya), mencoba berpikir positif saja, mungkin mereka juga lagi nyari2 contoh soal UN dan SPMB, mudah2an….kan sayang sekali kalo waktu sesempit ini mereka sia2kan (hmm…jadi inget perjuangan dikelas 3 SMA dulu, bener2 pengalaman berharga, perjuangan yang cukup membuat c tak menyesal sekarang). Tadi malam juga, c liat banyak sekali remaja2 SMA yang masih berekeliaran di luaran malam2, bukan untuk hal2 yang urgen, hanya kongkow2 sama temen2 ditempat2 keramaian, apa mereka ga bisa pulang aja, bantuin ortu di rumah, trus belajar…apa mereka ga merasa masa remaja ini yang nentuin masa depan mereka, mau jadi apa, mau gimana, mau susah payah di awal atau di sepanjang hidup mereka?


 


 

Hidup itu perjuangan (motto yang klasik, tapi beneran), yup kita harus habis2an dalam memperjuangkan hidup ini, anggap aja kita bakal hidup selama-lamanya. Tapi asal jangan terjebak dengan cinta dunia aja (ya Allah..jauhkan hamba dari hal ini..), kerja keras sih boleh, tapi ga boleh sombong, umur ga sebanyak yang kita mau, kekuatan yang kita punya skrg ga bakalan selama yang kita mau, ada hal pasti yang menanti, dan kita juga harus habis2an juga untuk mempersiapkan hal yang pasti itu, anggap aja kita mati besok. Di dunia kita kerja keras untuk orang2 yang kita sayangi, untuk membuat mereka bangga,untuk mebuat mereka bahagia, tapi kerja keras itu akan sempurna jika pengorbanan kita itu dipersembahkan untuk Allah, untuk ridhoNya, dunia dapet, akhirat dapet.


 


 


 

Ps: intropeksi diri c sendiri, apakah 'prestasi' c selama ini yang bisa membanggakan mereka? Ah masih secuil ternyata….

tweets

temen-temen

translate it

Google-Translate-Chinese (Simplified) BETA Google-Translate-English to French Google-Translate-English to German Google-Translate-English to Italian
Google-Translate-English to Japanese BETA Google-Translate-English to Korean BETA Google-Translate-English to Russian BETA Google-Translate-English to Spanish
Powered by
Grab this widget