28 Januari 2010

Infeksi oleh bakteri

LAPORAN TUTORIAL
MODUL 3
BLOK 9

SKENARIO 3
CUCU NENEK YANG CANTIK

TUTOR : dr. Rahmatini, M.kes


Ketua : Chaerena Amri
Sekretaris 1 : Richard Santoso
Sekretaris 2 : Mohd Nor Faizal
Anggota : Ferdo Yulian
: Meliani Fitri
: Chemy Wiryawan Chayono
: Gusri Erivo
: Kabithra Thrayagarajan
: Essty Dwilincahyati



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2008/2009



MODUL III
INFEKSI BAKTERI
SKENARIO 3: CUCU NENEK YANG CANTIK

Hadista 9 tahun anak kedua dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan sudah lebis satu minggu demam terutama pada sore hari, sesekali disertai batuk. Ibunya khawatir kalau Hadista mengalami kejang lagi, karena sewaktu umur 2 tahun pernah mengalami kejang demam.
Setelah Hadista diperiksa dokter, dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin, Widal dan kultur. Hasil laboratorium Hb = 10g%, leukopenia, LED = 48mm/jam, hitung jenis 0/0/0/43/48/9 dan uji Widal positif.
Sejak bayi Hadista diasuh oleh neneknya karena ibunya seorang pegawai yang sibuk. Ibunya takut Hadista ketularan penyakit neneknya yang sering batuk. Tetapi ketika dilakukan pemeriksaan oleh dokter, ternyata BTA sputum negatif. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Hadista?















TERMINOLOGI
1. Widal
• Tes untuk melihat adanya demam tifus
• Merupakan prosedur uji serologi untuk bakteria Salmonella Typhosa.
• Juga merupakan presumptive test untuk enteric fever.
2. Kultur
• Dilakukan di laboratorium untuk mengidentifikasi dan mencari kelemahan bakteria untuk membuat obat antimikroba.
• Membuat sifat tiruan dari mikoorganisma
• Propagasi mikroorganisma di media khusus yang kondusif
3. Kejang
• Kontraksi otot yang berlebihan di luar kehendak
• Terjadi secara tiba-tiba
4. Leukopenia
• Berkurangnya jumlah leukosit di dalam darah, jumlahnya sama atau kurang dengan 5000/mm3
5. Kejang demam
• Kejang yang terjadi ketika suhu badan meningkat disebabkan oleh proses extracranium.
6. Batuk
• Refleks pertahanan tubuh untuk membuang benda asing
• Merupakan gejala dari penyakit
• Bisa terjadi disebabkan virus yang menyerang saluran pernafasan
7. BTA
• Basil tahan asam
• Merupakan penanda TBC
8. Infeksi
• Suatu kondisi di mana tubuh diinvasi mikroorganisme
• Menyebar ke jaringan tubuh sehingga menyebabkan infeksi
9. LED
• Kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma dalam waktu 1-2 jam
10. Sputum
• Bahan yang dikeluarkan dari paru, bronkus, trachea melalui mulut
11. Hb
• Zat warna merah dalam darah
• Merupakan gabungan dari heme dan globin
• Berfungsi membawa oksigen dan karbon dioksida
• Merupakan protein respiratorik dimana 3.8 heme, dan 9.2 globin.


IDENTIFIKASI MASALAH
1. Kenapa Hadista mengalami leukopenia?
2. Kenapa LED Hadista meningkat?
3. Pemeriksaan dan apa sahaja yang dilakukan?
4. Apakah adanya hubungan antara leukopenia dengan kadar Hb Hadista?
5. Adakah hitung jenis Hadista normal atau tidak, kalau tidak normal, apakah penyebabnya?
6. Kenapa Hadista bisa demam, batuk dan kejang?
7. Apakah hubungan antara BTA sputum negatif dengan tertular batuk?
8. Bagaimanakah cara penularan bakteria?
9. Menurut anda, apa yang berlaku terhadap Hadista dan cara penanggulangannya?
10. Klasifikasi bakteri?
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi bakteri?
12. Respon imun tubuh terhadap infeksi bakteri?
13. Proses terjadinya infeksi?
14. Penyakit-penyakit yang disebabakan infeksi bakteri?

















ANALISA MASALAH

1. Leukopenia terjadi disebabkan oleh :-
a. Polisitemia
b. Anemia sel sabit
c. Gangguan sumsum tulang oleh Salmonella Typhi (eritrosit dan leukosit)
2. LED bisa meningkat karena :-
a. Infeksi atau inflamasi dan juga karena penyakit imunologi
b. Pada semua kasus anemia kecuali anemia sel sabit
c. Penurunan LED bisa disebabkan oleh gagal jantung dan poikilositosis
3. Pemeriksaan yang dilakukan adalah :-
a. Pemeriksaan darah rutin
i. Hemoglobin
• Lelaki  13.5 – 18 g/dl
• Wanita  12.0 – 16 g/dl
ii. Hematocrit
• Lelaki  40-54 %
• Wanita  37-47 %
iii. Leukosit
• Jumlah dan jenis
iv. Tombosit
v. Laju endapan darah
vi. Eritrosit
b. Pemeriksaan urin
i. Fisis
• Warna
• Kekeruhan
• pH
• Volume
• Bau
ii. Kimia
• Kadar protein
• Kadar glukosa
• Kadar bilirubin dan urobilin
• Sedimen sedimen
c. Test Widal
i. Dilakukan untuk suspek terinfeksi kuman Salmonella tidak spesifik.
ii. Terinfeksi 1-2 hari, hasil negatif
iii. Terinfeksi 3-5 hari, hasil positif
d. Kultur
i. Darah dan sumsum tulang (awal minggu)
ii. Feses dan urin (stadium lanjut, 2 minggu)
4. Kadar Hb hadista dengan leukopenia tidak ada hubungan karena leukopenia maksudnya penurunan jumlah leukosit manakala Hb berada pada eritrosit.
5. Hitung jenis leukosit Hadista tidak normal karena menunjukkan adanya infeksi. Hitung jenis menunjukkan shift to the right yang menunjukkan adanya infeksi kronik, sekiranya hitung jenis menunjukkan shift to the left, ini bermaksud adanya infeksi akut.
6. Hadista bisa demam, kejang dan batuk karena :-
a. Demam
i. Disebakan oleh pyrogen eksogen
ii. Pyrogen eksogen akan difagosit dan melepaskan interleukin-I yang merupakan pyrogen endogen
iii. Pyrogen endogen ini akan menganggu hipothalamus yang menentukan suhu tubuh manusia
b. Kejang
i. Disebabkan oleh infeksi bakteri yang akan menyebabakan gangguan homeostasis
ii. Juga disebabkan oleh impuls yang berlebihan dan berterusan
c. Batuk
i. Merupakan gejala dari penyakit, bukan penyakit.
ii. Pada kasus Hadista, mungkin merupakan gejala dari tuberculosa.
7. Walaupun BTA sputum negatif, ini tidak menunjukkan Hadista tidak mengalami TBC, karena BTA digunakan untuk menuntukan konsentrasi bakteri tahan asam di dalam paru, Hadista masih bisa disuspek tertular TBC. Mungkin test yang lebih cocok dan bisa dipercayai adalah test Mantoux.
8. Antara cara penularan bakteri adalah :-
a. Inhalasi
b. Ingesti
c. Kontak atau sentuhan
d. Dari pasien yang carier
e. Infeksi nosokomial (dari petugas rumah sakit)
9. Menurut kami, Hadista tertular demam tifoid. Antara cara-cara penanggulangannya adalah :-
a. Perawatan
i. Isolasi dan observasi
ii. Tirah baring selama 7 hari
b. Obat
i. Chlorapenycal secara oral atau IV, 7 hari setelah panas.
c. Diet
i. Makanan yang lunak (elak iritasi usus)
ii. Protein untuk pembentukan antibodi
iii. Hindari makanan serat tinggi

10. Bakteri terdiri dari
a. Bentuk
i. Coccus  bulat
ii. Basilus  rod
iii. Spiral  melengkung
b. Suhu
i. Sicrofil  0-30 celsius
ii. Mesofil  15-40 celsius
iii. Termofil  40 celsius
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi bakteri adalah
a. Umur
b. Epidemiologi
c. Imunitas host
d. Jalan masuk infeksi
e. Jumlah bakteri
f. Penyakit penyerta
12. Respon imun tubuh terhadap infeksi bakteri
a. Selular  sel t
b. Humoral  sel B hasilkan antibdi
13. Proses terjadinya infeksi
a. Attachment di sel inang
b. Perbanyakkan diri membetuk kolonisasi
c. Bakteremia
14. Penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi
a. Diphteria
b. Choleria
c. TBC
d. Meninggitis
e. Lepra









SISTEMATIKA










LEARNING OBJECTIVE
1. Struktur, morfologi dan sifat fisiologis bakteri.
2. Proses infeksi
3. Penyakit karena infeksi bakteri
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi
5. Respon terhadap infeksi bakteri












PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1. Struktur, morfologi dan sifat fisiologis bakteri
a. nukloid
i. Merupakan padanan nuklues eukariot
ii. Tidak mempunyai membran inti dan aparatus mitotik
b. Struktur sitoplasmik
i. Klorosom
• Mengandungi pigmen fotosintetik (karotenoid dan bakterioklorofil)
• Merupakan membran internal yang terbentuk dari invaginasi membran sitoplasmik
• Terdapat pada bakteri fotosintetik
ii. Granula
• Sumber karbon untuk sintesis asam nukleat dan protein
• Pada bakteri fotosintetik tertentu, tempat menyimpan fosfat inorganik sebagai cadangan untuk sintesa ATP
iii. Vesikel
• Karboksisom
o Vesikel berikatan dengan protein
• Magnetosom
o Vesikel berikatan dengan granula magnetit dan besi sulfida
• Vesikal gas
o Ditemukan pada mikroorganisme dengan habitat pada air
o Membuat bakteri mengapung dalam air
c. Selubung sel
i. Lapisan yang mengelilingi sel prokariot secara keseluruhan
ii. Lapisan terluar adalah lapisan S/kapsul yang berfungsi sebagai
• Melindungi sel dari enzim yang melumatkan dinding sel
• Melindungi sel dari invasi Bdellourbrio Bacteriovorsus (bakteri predator)
• Mempertahankan bentuk sel
• Terlibat dalam proses perlekatan sel ke permukaan epidermis penjamu
iii. Beza selubung sel antara bakteri gram positif dan negatif adalah
• Gram positif terdiri dari
o Membran sitoplasma
o Lapisan peptidoglikan tebal
o Kapsul/ lapisan S
• Gram negatif terdiri dari
o Membran dalam (m.sitoplasmik)
o Lembaran tunggal peptidoglikan
o Membran luar
o Kapsul/ lapisan S
iv. Membran sitoplasma
• Tersusun atas fosfolipid dan protein
• Dibedakan dengan membran plasma eukariot oleh tidak adanya sterol kecuali pada mikoplasma (bakteri tidak mempunyai dinding sel
• Pada membran sitoplasma, terdapat invaginasi yang dinamai mesosom. Mesosom terbagi kepada dua yaitu
o Mesosom septal
i. Berfungsi untuk membentuk dinding penyeberangan(cross wall) selama pembelahan sel
o Mesosom lateral
• Fungsi membran sitoplasma
o Transpor elektron dan fosforilasi oksidatif
i. Proses pembentukan ATP bakteri
ii. Membran sitoplasma bakteri analog dengan mitokhondria
o Permeabilitas dan transpor zat terlarut
i. Difusi terfasilitasi
ii. Bergantung pada protein pengikat
iii. Diarahkan oleh kemiostatik
iv. Translokasi kelompok  fosfotransferase
o Ekskresi eksoenzim hidrolitik dan patogenisitas protein
o Fungsi biosintetik
i. Pada membran plasma terletaknya enzim-enzim untuk biosintesa dinding sel
ii. Juga terletaknya enzim-enzim untuk sintesis fosfolipid
o Sistem kemotaktik
i. Zat-zat penarik dan penolak berikatan dengan reseptor spesifik pada membran bakteri
v. Dinding sel
• Lapisan selubung sel yang terletak dari kapsul dan membran sitoplasma
• Fungsi
o Proteksi terhadap tekanan osmotik
o Berperanan penting dalam pembelahan sel
o Merupakan bahan primer untuk biosintesanya sendiri
o Menghasil endotoksin (gram negatif)

vi. Kapsul dan glikokaliks
• Kapsul merupakan polimer yang membentuk selubung padat yang menyelimuti sel
• Glikokaliks merupakan polimem yang membentuk jaringan longgar berupa fibril-fibril yang meluar ke arah luar sel
• Peranan masing
o Kapsul
i. Tingkat keinvasifan bakteri patogenik (sel yang berkapsul terlindung dari fagositosis kecuali diselubungi oleh antibodi antikapsular)
o Glikokaliks
i. Proses melekatnya sel bakteri ke lingkungan atau sel penjamu
ii. Contoh pada streptococcus mutans pada gigi yang akan menyebabkan karies gigi
vii. Flagella
• Alat tambahan seperti benang yang seluruhnya tersusun atas protein
• Diameter  12-30nm
• Merupakan organ pergerakan pada bakteri
• Terbagi atas 3 bentuk
o Monotrik  flagella pada satu ujung
o Lopotrik  flagella pada banyak ujung
o Peritrik  flagella pada seluruh permukaan sel
viii. Pili (finbria)
• Permukaan bagian tubuh yang kaku
• Organ ini lebih pendek dan lebih halus daripada flagella
• Pili terbagi kepada
o Pili biasa
i. Perlekatan bakteri simbiotik atau patogen ke sel penjami
o Pili seksual
i. Perlekatan sel donor ke resipien pada proses konyugasi bakteri
• Virulensi bakteri juga bergantung pada pili di mana produksi antigen kolonisasi yang disebabkan oleh sifat pili biasa.
ix. Endospora
• Merupakan bentul sel yang sedang beristirahat
• Sangat resisten terhadap kekeringan, panas dan bahan-bahan kimia
• Setelah keadaan memungkinkan, endospora akan mengalami germinasi untuk berubah menjadi sel vegetatif semula yang terdiri dari aktivasi, inisiasi dan pertumbuhan lanjut.
2. Morfologi bakteri
a. Kokus  kuman berbentuk bulat
i. Mikrokokus : tersendiri
ii. Diplokokus : berpasangan
iii. Pneumokokus : diplokokus yang berbentuk lanset
iv. Gonokokus : diplokokus yang berbentuk seperti biji kopi
v. Tetrade : tersusun dalam kelompok empat sel
vi. Sarsina : kelompok delapan sel dalam bentuk kubus
vii. Streptokokus : tersusun seperti rantai
viii. Stapilokokus : bergerombol tak teratur seperti buah anggur
b. Basilus  kuman berbentuk batang
i. Kokobasilus : batang yang sangat pendek menyerupai kokus
ii. Fusiformis : kedua ujung batang meruncing
iii. Streptobasilus : sel bergandengan membentuk suatu filament
c. Spiral
i. Vibrio : berbentuk batang bengkok
ii. Spiriliun : bebentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel
iii. Spirokhatea : berbentuk spiral halus, elastis dan fleksibel
3. Sifat fisiologis bakteri
a. Substansi umum yang diperlukan
i. Air
• Bakteri memerlukan air dalam konsentrasi tinggi di sekitarnya karena diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan.
• Air merupakan pengantar semua bahan gizi yang diperlukan sel dan untuk membuang semua zat yang tak diperlukan ke luar sel
ii. Garam-garam anorganik
• Diperlukan untuk mempertahankan keadaan koloidal dan tekanan osmotic di dalam sel, unutk memelihara keseimbangan asam-basa. Dan berfungsi sebagai enzim atau sebagai activator enzim
iii. Mineral
• Diperlukan karbon, nitrogen, belerang, fosfat, activator enzim seperti Mg, Fe, K, dan Ca
iv. CO2
• Diperlukan dalam proses sintesa dengan timbulnya asimilasi CO2 dalam sel
v. O2
• Ada bakteri yang memerlukan oksigen untuk hidup, dan ada juga bakteri yang tidak memerlukan oksigen malah oksigen adalah toksik bagi bakteri tersebut.


b. Temperature
i. Kuman mempunyai temperature optimum yaitu di mana kuman tersebut umbuh sebaik baiknya dan batas-batas temperature dimana pertumbuhan terjadi
• Psikhrofilik : -5 oC – 30 oC
• Mesofilik : 10 oC – 45 oC
• Termofilik : 25 oC – 80 oC
c. pH
i. pH mempengaruhi pertumbuhan kuman
ii. kebanyakan kuman patogen mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6
d. Reproduksi kuman
i. Pembelahan
• Umumnya kuman berkembangbiak secara amitosis dengan membelah menjadi 2 bagian (binary)
• Waktu diantara 2 pembelahan disebut generation time
ii. pembentukan tunas/cabang
• Kuman membentuk tunas
• Tunas yang dibentuk akan membentuk kuman baru
iii. Pembentukan filament
• Sel mengeluarkan rambut panjang, filament yang tidak bercabang
• Bahan kromosom kemudian masuk ke dalam filament
• Filament terputus-putus menjadi beberapa bagian
• Tiap bagian membentuk kuman baru
• Dijumpai pada keadaan abnormal
iv. Reproduksi secara seksual
• Pembelahan didahului peleburan bahan kromoson dari 2 kuman sehingga timbul sel-sel kuman dengan sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya
• Reproduksi ini hanya terjadi antara kuman-kuman sejenis dari satu family
e. Fase pertumbuhan kuman
i. Fase penyesuaian diri
• Belum berkembangbiak, tapi aktivitas metabolisme tinggi
ii. Fase pembelahan
• Kuman membelah dengan pembelahan binary
iii. Fase stasioner
• Dengan meningkatnya jumlah kuman, jumlah hasil metabolisme akan meningkat juga
• Hasil metabolisme adalah toksik dan menyebabkan kuman mati
• Pada satu saat, jumlah kuman yang hidup sama dengan jumlah kuman yang mati
iv. Fase kemunduran/penurunan
2. Proses infeksi
a. Transmisi infeksi
i. Bakteri secara umum yang menyebabkan penyakit kepada manusia terutama ada pada hewan, menginfeksi manusia secara tidak sengaja
• Salmonella (khas menginfeksi haiwan)
o Ditularkan dalam produk makanan ke manusia
• Yernisia pestis
o Ditransmisikan ke manusia melalui lalat
• Bacillus anthracis (hidup di lingkungan dan hewan)
o Ditransmisikan ke manusia melalui produk-produk seperti rambut kasar dari hewan yang terinfeksi
ii. Bakteri juga bisa ditransmisikan dari orang lain ke orang lain
• Mycobacterium tuberculosis
o Secara alami hanya menginfeksi manusia
o Ditularkan ke orang lain melalui batuk
• Streptococcus aurens
o Terdapat dalam nares anterior
o Pembawa bakteri menggosok hidung, bakteri berpindah ke tangan, dan ke orang lain
• Infeksi nosokomial
o Ditularkan dari satu pasien ke pasien lain melalui tangan petugas RS
b. Tempat masuk bakteri patogen
i. Paling sering
• Tempat bertemunya selaput lendir dengan kulit
o Saluran pernafasan
o Gastrointestinal
o Genital
o Saluran kemih
• Kulit abnormal
o Terpotong
o Luka bakar
c. Tahap-tahap infeksi
i. Attachment
• Perlekatan pada epitel spesifik
• Faktor-faktor yang mempengaruhi perlekatan
o Kapsul dan polisakarida
o Pili
o Protein khusus
ii. Penetrasi
• Bakteria penetrasi ke epitel dan tumbuh serta berkembangbiak
• Ada juga bakteri yang tidak perlu penetrasi, hanya mengeluarkan toksin
iii. Kolonisasi dan tumbuh
• Multiplikasi pada lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan
iv. Lokalisasi pada tubuh (bakteremia)
d. Bakteri merusak jaringan dengan
i. Toksin
• Eksotoksin
• Endotoksin
ii. Enzim
• Hyaluronidase





















3. Penyakit karena infeksi
a. Demam tifoid
i. Penyakit infeksi akut usus halus
ii. Disebabkan oleh Samonella Typi
iii. Manifestasi klinis
• Masa tunas tifoid 10-14 hari
• Gejala-gejala yang timbul bervariasi
• Minggu pertama
o Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, diare
o Pemeriksaan fisik  suhu tubuh meningkat
• Minggu kedua
o Demam, bradikardia, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi dan hujung)
o Hepatomegali dan splenomegali
iv. Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan leukosit
• Biakan darah
• Uji Widal
• Biakan tinja
v. Pengobatan
• Perawatan
o Rawat di RS untuk isolasi
o Pasien harus tirah baring sampai 7-14 hari bebas demam
o Tujuan tirah baring adalah untuk mencegah komplikasi usus dan perforasi
• Diet
o Hindari makanan yang berserat untuk mengelak perdarahan usus
o Contoh makanan yang baik ada bubur
• Obat
o Obat-obat antimikroba
i. Kloramfenikol
ii. Tiamfenikol
iii. Ko-trimoksazol
iv. Ampisilin dan amdesisilin
v. Fluorokinolin
o Obat simtomatik
i. Kortikosteroid


b. Kolera
i. Penyakit berak-berak disertai muntah yang akut
ii. Disebabkan oleh enterotoksin yang dihasilkan oleh vibrio cholerae dalam usus halus
iii. Manifestasi
• Dehidrasi
• Hipovolemik
• Asidosis metabolik
iv. Etiologi
• Vibrio cholerae kuman gram negatif
• Pada pewarnaan tinja, kuman dilihat dengan bentuk batang-batang sedikit bengkok
• Terdapat 3 serotipe
o Ogawa
o Inaba
o Hikojima
• Patogenesis dan patologi
o Serupa dengan demam tifus (samonella)
o Di usus halus, alkali maka bagus untuk vibrio cholerae memperbanyakkan diri
o Hasilkan enterotoksin
i. Suatu protein dengan berat molekul 84,000 dalton, tahan panas dan tak tahan asam
ii. Resisten terhadap tripsin, tetapi rusak oleh protease
iii. Menstimulasi adenilsiklase pada sel-sel mukosa usus
• Manifestasi klinis
o Inkubasi 2-6 hari
o Diare yang encer dan berlimpah-limpah
o Tidak ada rasa mulas dan tidak disertai tenemus
o Feses cair atau keruh
o Kejang otot dan mual
o Kolik
o Suhu tubuh rendah (34 oC – 24,5 oC)
o Nadi cepat
o Tensi rendah
o Warna kulit, bibir dan mukosa unggu
o Asidosis metabolik
• Pengobatan
o Obat antimikroba
o Ganti cairan dengan elektrolit
o Secara simtomatik dan kausal simultan
c. Demam
i. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi.
ii. Di hypothalamus, zat ini merangsang pelepasan asam arikidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin yang langsung dapat menyebabkan pireksia.
iii. Karena pengaruh pengaturan otonom, maka terjadi vasokonstriksi perifer, penurunan pengeluaran panas, sehingga terjadi demam.
iv. Peningkatan metabolisme menyebabkan peningkatan produksi panas, sehingga meningkatkan suhu tubuh.
v. Tipe-tipe demam
• Demam septic
o Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.
o Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat
• Demam remiten
o Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu normal.
o Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai 2 derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat ada demam septic
• Demam intermitten
o Suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
o Bila demam seperti ini terjadi setiap dia hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan demam disebut kuartana.
• Demam kontinu
o Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat.
o Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia
• Demam siklik
o Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula
• Demam belum terdiagnosis
o Demam terus selama 3 minggu melebihi 38,3 oC dan belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti.
d. Tuberculosa
i. Disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
ii. Patogenesis
• Infeksi terjadi biasanya melalui debu atau titik cairan yang mengandung kuman tuberculosis dan masuk ke jalan nafas.
• Penyakit timbul setelah kuman menetap dan berkembang biak didalam paru-paru atau kelenjar getah bening regional.
iii. Gejala klinik
• Gejala umum
o Rasa letih
o Lesu
o Kurus
o Demam
• Gejala pada tuberculosis paru
o Batuk-batuk disertai darah
o Sakit dada
o Anemia
o Keringat malam
o LED meningkat karena IgG dan IgA meningkat
iv. Macam-macam tes
• Tes tuberculin
• Tes biokimia
o Merah netral
o Percobaan niasin
o Arysulfatase
o Reduksi nitrat
o Hidrolisis Tween-80 selama 10 hari
o Pertumbuhan pada thiacetazone
• Tes serologi
o Untuk diagnosa tuberculosis adalah tes Takahashi.
o Tes ini merupakan reaksi aglutinasi fosfatida koalin pada seri pengenceran serum sehingga dapat ditentukan titernya.
o Titer lebih dari 128 dianggap positif, yang berarti tuberculosis masih aktif








e. Tetanus
i. Disebabkan oleh clostridium tetani.
ii. Toksin tetanus adalah protein, termolabil dan dapat dicerna oleh enzim proteolitik lambung.
iii. Clostridium tetani tidak bersifat invasif.
iv. Kumannya tetap di luka, apabila keadaan memungkinkan yaitu keadaan anaerob yang biasanya terjadi karena
• Jaringan nekrotik
• Adanya garam kalsium
• Adanya kuman piogenik lainnya maka spora akan jadi bentuk vegetatif dan eksotoksin yang dibentuk akan menjalar menuju SSP, melalui perineural, pembuluh darah atau pembuluh limfe
v. Masa inkubasi
• 4-5 hari sampai berminggu-minggu
vi. Gejala
• Konvulsi kontraksi tonik dari otot tubuh
• Kejang otot mulai pada tempat infeksi, kemudian otot mulut sehingga seluruh tubuh (epistotonus)
• Kesadaran tetap ada dan rasa sakit yang sangat hebat
• Kematian biasanya karena gangguan alat pernafasan (kurang dari 50%)
vii. Pencegahan
• Pembersihan luka
• Imunisasi aktif dengan toksoid
• Imunisasi pasif dengan ATS
• Pemberian antibiotik










f. Shigella species
i. Kuman patogen usus sebagai agen penyebab penyakit disentri basiler atau Shigellosis yang dapat sembuh dengan sendiri
ii. Ada 3 bentuk diare
• Disentri klasik dengan tinja yang lembek disertai darah, mucus dan pus
• Watery diarrhea
• Kombinasi kedua jenis
iii. Masa inkubasi
• 2-4 hari atau sampai 1 minggu
g. Corynebacterium dyphteriae
i. Difteria berupa infeksi akut terutama pada saluran nafas bagian atas.
ii. Kadang-kadang juga pada kulit, konjungtiva dan vulva dapat terinfeksi.
iii. Penyakit ini terutama menyerang pada anak-anak umur kurang dari 15 tahun yang tidak diimunisasi terutama antara umur 1-9 tahun
iv. Pada saluran pernafasan ini, lesi primer umum dijumpai dalam tenggorok atau nasofaring dimana tampak terbentuknya pseudomembran berwarna keabu-abuan.
v. Masa inkubasi
• 1-7 hari
h. Neisseria gonorrhoeae
i. Penyakit yang disebabkan oleh kuman ini adalah gonore
ii. Infeksi primer dimulai pada epitel silindris dari uretra, duktus periuteralis atau beberapa kelenjar disekitarnya
iii. Kuman juga dapat masuk lewat mukosa serviks, konjungtiva atau rectum
iv. Infeksi pada pria
• Penularan lewat kontak seksual
• Penderita mengeluh disuria dan mengeluarkan pus pada waktu miksi.
• Kadang-kadang timbul demam dan terjadi leukositosis
• Pengobatan secara adekuat dengan antibiotika yang tepat, dapat mempercepat penyembuhan
v. Infeksi pada wanita
• Bila ada gejala dapat berupa disuria atau poliuria
• Keluar getah dari vagina atau nyeri perut
• Dapat timbul komplikasi berupa radang pelvis yang merupakan kelanjutan infeksi yang terjadi dalam tuba fallopi.
• Keadaan ini merupakan penyebab utama terjadinya kemandulan di kemudian hari

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi
a. Umur
i. Neonatus dan lansia rentan terinfeksi
b. Penyakit penyerta
i. Penderita diabetis mellitus lebih rentan karena jaringan yang manis merupakan medium yang ideal untuk kolonisasi
c. Epidemiologi
i. Ras
d. Imunisasi host
i. Host yang telah diimunisa lebih susah untuk terinfeksi
e. Jalan masuk infeksi
i. Luka
ii. Inhalasi
iii. Ingesti
iv. Kontak
f. Jumlah bakteri
i. Ada bakteri yang sedikit, tetapi sudah bisa menyebabkan sakit
g. Faktor perlekatan
i. Bakteri yang masuk ke dalam tubuh harus melekat pada epitel, jika tidak, bakteri bisa tersapu oleh mukus dan cairan lain yang membasahi permukaan jaringan
ii. Beberapa faktor yang memainkan peranan penting
• Hidrofobisitas dan muatan ion di permukaan
• Pengikatan molekul pada bakteri
• Interaksi reseptor sel penjamu
h. Invasi sel dan jaringan penjamu
i. Invasi
• Masuknya bakteri kedalam sel penjamu
• Cara invasi
o Melalui tautan antara sel-sel epitel (Salmonella)
o Bakteri menghasilkan faktor virulensi yang mempengaruhi sel penjamu untuk menelan bakteri
i. Toksin
i. Yaitu eksotoksin dan endotoksin
ii. Perbedaan antara kedua toksin ini adalah
Eksotoksin Endotoksin
Disekresi oleh sel hidup Dilepaskan saat sel mati
Dihasilkan oleh kedua jenis bakteri gram Dihasilkan oleh bakteri gran negatif
tidak stabil Stabil
Toksik  fatal dalam jumlah mikrogram Toksik sedang
Tidak menimbulkan demam Menimbulkan demam
Sangat antigenik Immunogenik lemah
Dikontrol oleh gen ekstrakromosom (plasmid) Sintesis dikawal oleh gen kromosom
5. Respon terhadap infeksi bakteri
a. Respon terhadap infeksi bakteri ekstraselular
i. Bakteri ekstraseluler mampu bereplikasi di luar sel seperti di sirkulasi atau jaringan konektivitas ekstraseluler
ii. Antigen bakteri ini terdiri dari dia yaitu
• Endotoksin
o Merupakan produk sel seperti lipopolisakarida yang dapat menyebabkan demam
• Eksotoksin
o Merupakan produk sel seperti toksin yang dilepaskan dari polipeptida di dinding sel dan tidak menyebabkan demam
iii. Respon imun yang terjadi langsung terhadap toksin dapat melindungi host atau penjamu dari penyakit
iv. Respon imun ini dibantu oleh
• Sistem imunitas alami
o Dilakukan oleh neutrofil, monosit dan makrofag jaringan
o Hal ini menunjukkan bahwa bakteri ini akan difagositosis oleh sel-sel tersebut
• Sistem imunitas humoral
o Merupakan prinip efektor melawan bakteri ekstraseluler
o Antibodi seperti IgM dan IgG melawan bakteri dengan cara meningkatkan opsonisasi, menetralisir toksin dan mengaktifkan sistem komplemen
b. Respon tubuh terhadap bakteri intraseluler
i. Bakteri seperti dibawah ini dapat menghindari pengawasan sistem imun seperti antibodi
• L. Monositogenes
• S. Tifi
• Spesies brusella
ii. Dalam hal ini, tubuh akan mengaktifkan sistem imun seluler seperti respon
• CD4+
• CD8+
• Sel NK

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Good day! Would you mind if I share уour
blog with mу facebook group? Thеre's a lot of folks that I think would really enjoy your content. Please let me know. Many thanks

Also visit my weblog - facebookis.com

Anonim mengatakan...

I want to to thank you for this very good read!! I definіtеly loved every little
bit of it. I've got you saved as a favorite to look at new things you post…

My blog :: V2 Cigs Review

Anonim mengatakan...

We stumbled oνer here from a ԁіfferent ωeb addrеss and thought I might as
ωеll сheсk things out. I like what
I see so now i'm following you. Look forward to looking into your web page for a second time.

Also visit my page - Silk'Ν

Anonim mengatakan...

Wow that ωas unusual. I just wгοtе an extrеmelу long comment but aftеr
I clісkеd submit my сommеnt didn't appear. Grrrr... well I'm nοt wгiting all thаt over again.

Anyhow, juѕt wanted to say exсеllent blog!


my web site: http://www.sfgate.com/business/prweb/article/V2-Cigs-Review-Authentic-Smoking-Experience-or-4075176.php

tweets

temen-temen

translate it

Google-Translate-Chinese (Simplified) BETA Google-Translate-English to French Google-Translate-English to German Google-Translate-English to Italian
Google-Translate-English to Japanese BETA Google-Translate-English to Korean BETA Google-Translate-English to Russian BETA Google-Translate-English to Spanish
Powered by
Grab this widget