27 Maret 2012

stranger

Pernah ketika kelas 1 SMA dulu, pergi ke sebuah lomba di padang bersama teman, senior dan guru, ceritanya karena kami masuk babak final dan akan dilanjutkan esok harinya, makanya ada fasilitas penginapan. Singkat cerita, senior ce tersebut agak merasa aneh dengan ce yang tetap pakai jilbab walau udah malam (kan biasanya anak SMA pake jilbab untuk sekolah aja), dan beliau bilang gini ;

“si ice ko agak lain mah, islamnyo orthodox”

Deg..

Belajar sejarah kan?

Ortodoks identik dengan apa?

Yup, Kristen orthodox

Hemm…

“ngga jugalah kak, kan mau nutupin aurat” jawab ce. (saat itu masih ada interaksi dg senior yg laki2, diskusi untuk lomba besoknya)

Taukah teman-teman…

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS An Nur : 31)


Ya, sebagian kita memang sudah tau dengan perintah Allah itu, anak esde pun tau dengan batas-batas auratnya masing-masing, namun yg benar-benar menjadi pemahaman mereka selama ini apa? Jika memang masih ‘ok’ dengan penampilan seperti ini, mengapa mengambil yang lebih ‘merepotkan’ kita? Toh ibu, bibi, kakak, tetangga juga biasa-biasa aja dirumahan ga pake jilbab, ke sekolah dan sholat yang diwajibkan aja yang nutup aurat.

What do think about this?

Lain lagi pendapat teman ce, ketika kami sama-sama mengagumi seorang tokoh motivator yang benar-benar menginspirasi, kata-kata yang terucap dari tuturannya tentulah dari sumber bacaan yang luar biasa, dan tak jarang juga dari Al Qur’an dan hadist, namun disayangkan istri beliau belum menunai kan kewajiban yang kita bahas di atas, trus teman ce bilang ;

“kualitas ketaatan seseorang hanya Tuhan yang tahu, jilbab ga bisa jadi standar”

Penggalan kalimat pertama benar, namun bagaimana pula bilang taat kalo yang wajib ga diikutin?

Menurut mu?

Ga rahasia umum lagi kalau akhwat-akhwat -terserahlah itu apa pun firqoh nya-, bakalan jadi stanger atau yang asing di lingkungan rumah sakit (lingkungan yang bentar lagi akan akrab dengan hari-hari ce), bukan karena mereka tiba-tiba melakukan hal-hal aneh, atau punya wajah asing (hehe ntahlah kalo ntar ada student exchange yang akhwat), tapi jilbab yang berkibar itu yang kontras, apa pun warnanya;putih, krem, coklat, biru, hitam.

Loh? Memangnya di tempat lain ngga?

Di kampus, ga berasa, karena …

Interaksi kita beragam, durasinya sebentar-sebentar

Bisa memilih teman untuk diajak jalan, ga merasa sendiri

Di sana, ada kondisi-kondisi atau orang-orang tertentu yang benar-benar tidak mengizinkan jilbab yang syar’I (menjulur ke dada, tidak transparan, menutupi lekuk tubuh), dan terkadang membuat dilemma.

“ini nih, yang berjilbab-jilbab besar ini, ga panas apa? Trus juga ntar jilbab kalian nyentuh-nyentuh tubuh pasien, apalagi kalau diruang operasi, udah,di penitiin gih, atau tukar”

The other

“dek, kaos kaki..kaos kaki…, ga boleh masuk OK (ruang operasi) “

Apalagi kalau telat… hadeeew… habis sudah. Tamat. dicincang.

“eh, eh kamu , kamu.. ya kamu yang berkibar-kibar, kamu telat. Dari mana aja kamu?”

Trus, sesiangan itu topiknya tetap itu juga – itu tuh yang jilbab gede, telat blablabla --, padahal bersama si akhwat ada makhluk lain yang juga telat, bedanya dia cowok, dan ga begitu ‘annoying’

Jeng..jeng..jeng..

Ada solusi?

1. Bikin jilbab yang syar’i, namun patuh dan rapi, artinya ga melambai atau terjulur kemana-mana, bener, kamu harus butuh lebih banyak pentul, tapi ga berarti juga jilbabnya di jadiin menciut, ga gitu.

2. Ke ruang operasi, pake sandal sendiri aja yang udah dicuci bersih, di plastikin, dan emang buat OK aja, bawa yang sandal crocs yang pake tutupan depannya, kalo berani, pake kaos kaki aja, kan ga kentara tu (tp kaos kaki yang bersih juga, minimalkan bawa bakteri), celananya(di OK mana boleh pake rok) bikin kedodoran kebawah, kita kan wajib diatas mata kaki, hehe ngasal.

3. Jangan… jangan… jangan telat! (hei micelia! Sungguh, tobatlah anda!), jangan ga belajar (mari berbakti demi keselamatan pasien dengan berbekal illmu yang cukup).

Menjadi asing, bukanlah sesuatu yang salah.

Pemahaman mereka bahwa ini aneh, juga tidak sepenuhnya salah. Ilmu yang belum sampai, atau hidayah yang belum menyapa, atau iman yang belum kuat.

Baru nemu nih, di kamus buku pertanian …

Ortodoks: Benih yang viabilitasnya tinggi dan mampu bertahan dalam waktu yang relatif lama. Benih ini dapat bertahan hidup bila dikeringkan sampai kadar air yang rendah (sampai 5%) dan dapat disimpan dalam waktu yang lama

Hoho… bagus dunkzzz…

:D

Orthodox yang dimaksud senior saya apakah kuno atau jadul atau ekstrim (?)

2 komentar:

Hilwa mengatakan...

Stranger(bhs.inggris) = ghuraba(bhs.arab) . Nabi kan jg dah blg kalo kita akan jadi ghuraba:-) ,so nyantai aja. Di kedokteran ini plg tinggi ujian keimanan seorang akhwat,apakah ia bisa lulus atau terdegradasi ketaatan ttg hijabnya. Harus melebihkan fikir,ikhtiar&doa utk dpt terus mnjaga hijab.Semoga ce bisa lulus. Amiin ya Allah. Jika ce bisa lulus 'ujian hijab' ini dg baik maka lbh tinggi nilainya dibanding akhwat jurusan IT,teknik,mipa,dll.

jasonbob mengatakan...

longchamp
yeezy
kd shoes
giannis antetokounmpo shoes
yeezy boost 350
curry shoes
curry 7 shoes
longchamp
jordan shoes
supreme

tweets

temen-temen

translate it

Google-Translate-Chinese (Simplified) BETA Google-Translate-English to French Google-Translate-English to German Google-Translate-English to Italian
Google-Translate-English to Japanese BETA Google-Translate-English to Korean BETA Google-Translate-English to Russian BETA Google-Translate-English to Spanish
Powered by
Grab this widget