Mendung itu lama tak beranjak
Pun lama sekali untuk meruahkan bebannya
Sementara dibumi
Ada yang bermendung hati
Se-rasa dengan langit
Menggumpal-gumpal sedihnya
Dalam sendiri, tak tahu mau dibagi kemana
Sedih itu bernama kehilangan, tercerabut pula senyum itu dengan hilangnya ayah-bunda
Sedih itu memuntahkan berbagai pertanyaan, berbagai isakan
mengapa harus aku?
tiada kuasa untuk tersenyum bahagia lagi
mendung makin gelap menyelimuti
hanya menunggu angin untuk mencipta hujan
mengigil ia demi sedihnya
mengalahkan gigilan laparnya
menderas pertahanan itu
tangis itu bukan hanya sudah terlalu letih
:untuk meluruhkan beban berat itu
langit sekarang menangis
melaburkan air mata si kecil malang yang menengadah
langit sekarang menangis
si kecil tak merasakan panas airmatanya, dingin berhujan
tapi kecamuk dihatinya masih membara
belum rela kehilangan peluk hangat ibunya
belum puas mencium takzim tangan besar ayahnya
langit tak sekedar mendung, menghitam saja, menderas mengucur hujannya
si kecil meraup tangan, menyeka wajah basahnya
percuma menangis
langit tak akan mengembalikan mereka dengan tangisnya
menyusul mereka pun ia takut tersesat
lebih baik menelan tangis ini
lebih baik meneguhkan berdirinya tubuh kecil ini
lebih baik berdamai dengan Tuhan
berdamai dengan dirinya sendiri
esok, jika pun mendung kembali menyapa
ia tak ingin larut lagi
ia ingin hanya merasakan sejuknya
melupakan sedihnya
Lubuk Alung mendung, 2 juni 2011
*judulnya nyomot judul puisi di buku Bahasa Indonesia pas SMA dulu, hehe, lupa siapa yg punya
2 komentar:
kakak sibuk yah?
kok gak ada postingan baru nih?
supreme
spongebob kyrie 5
golden goose shoes
kawhi leonard shoes
supreme
balenciaga sneakers
supreme clothing
yeezy boost 350 v2
golden goose
golden goose shoes
Posting Komentar