Sekarang bulan mei, hei sudah setahun mengukur panjang keramik-keramik di RS, bolak balik seperti setrikaan. Sepatu saya masih sepatu yang sama. Beuh hebatnya si sepatu :p
Sudah setahun menatap panjang ke langit-langit kamar koass. Lah, saya sudah di sini. Dengan awalnya dengan segudang harapan.
Setahun berusaha tetap mengukir senyum yang terkadang senyum jengah, kikuk. Tapi semoga fisik juga mempengaruhi hati, mengajak ia berdamai dengan keadaan.
Setahun, relatif terasa panjang.
Tapi ini fase yang katanya fase lagi pengisian ilmu yang cuma-cuma (nah lo, ga bayar belajar kayak seminar dan simposium bukan berarti ini tnp pengorbanan), harus raup ilmu sebanyak2nya.
Ga pedulian juga sih sebenarnya saya dianggap apa selama ini; mau sbg keset kek, mau nge-spam kek, mau dek koass yg favorit utk di order kek, mau suster yg nensi2 kek.
Terserahlah terserahlah its ok. Selama masih dalam batas toleransi. Anggap aja bonus jackpot tiap hari.
Lelah fisik bathin
Iya lah
Tapi selalunya berbalik kepada kesiapan hati, penjagaan hati dan evaluasi langkah.
Saya sebenarnya tak terlalu berani untuk ngeluh sama Allah ;
" ya Allah saya lelah sekali "
Ngga sih, ngga gitu juga
Paling-paling...
" ya Allah, saya bosan, ya Allah saya enggan sekali"
Hehe ga ada bedanya yak?
Allah is the best lah, selalu ngasih kemudahan2. Bahkan ketika ce ga banyak melakukan apa2, Allah ngasih lebih, berdoa sungguh2 dikit, Allah ngabulin, bahkan ketika dikecendrungannya pada saat terjepitlah frekuensi berdo'a makin meningkat. Ya lah, saya hambaNya yg 'perhitungan', ckckckck.
Hei, sudah setahun.
Bentar lagi...
Bertahanlah...
Berjuanglah...
Manfaatkan kesempatan yg tersisa. Sebelum semua ilmu ditakar dengan uang insert :D
Sebelum pada akhirnya cita2 mu utk jd spesialis entah bisa terwujud entah tidak.
Pengalaman mengatakan, apa yg saya idam2kan selalu saja berbelok pada yg lainnya di akhirnya.
Ga jodoh kali ya.
Sekian.
-dm micelia-