17 Desember 2013

Untitled

Tepat hari yang sama seminggu yang lalu, saya jatuh dari tangga.
Sekitar pukul 6 pagi, berjalan biasa saja menuruni tangga dari lantai 2 wisma kami, qadarullah 3-4 tangga terakhir saya terpeleset karena sendal yang lumayan licin bertemu dg tangga yg terbuat dr kayu yg mgkn licin jg pagi itu.
Sepesekian detik saya perosotan(yang sakit) dari tangga dan di dasar tangga refleks tangan menumpu berat badan, karna sakit, saya melepaskan semua tumpuan dan telungkup di lantai yang kotor.
Mendengar teriakan saya teman2 dan adik2 langsung mencari sumber suara dan melihat saya tergeletak dg dramatis, ahaha, "kak..bisa jalan kak..bisa kak?"
"bisa kok, masih sakit dikit" sahut saya.
Eka nolongin naik lg ke kamar lantai 2 dan saya mengambil posisi telungkup, masih merasakan nyeri di tulang punggung, panggul dan punggung tangan kiri, dan tentunya dengan jantung masih berdebar-debar karena kaget.
Dikarenakan ga ada persediaan trombopop jadinya eka manasin air dan ngasih kompres untuk tangan saya.
Sekitar setengah jam sakitnya sudah reda dan saya sudah bisa jalan lagi ke lantai bawah untuk nukar air panas, dan sudah mencoba-coba duduk, dan tidak terlalu sakit.

Sakitnya ternyata lebih terasa ketika duduk diatas motor dan mengalami goncangan euy. Dan masih berlanjut hingga 2-3hr setelah hari itu.

Dan yg paling ribut nyuruh saya berurut adalah Ama. Tentu saja.

Jatuh = ubek gadang.
Saya rasa tidak

3 komentar:

tweets

temen-temen

translate it

Google-Translate-Chinese (Simplified) BETA Google-Translate-English to French Google-Translate-English to German Google-Translate-English to Italian
Google-Translate-English to Japanese BETA Google-Translate-English to Korean BETA Google-Translate-English to Russian BETA Google-Translate-English to Spanish
Powered by
Grab this widget