12 Maret 2014

Rotasi 2

Dari sekian panjang perjalanan koas, ini terminalnya.
Alhamdulillah sudah 7 minggu dijalani.
Memang tidak seberwarnawari (apalah istilah ini) koas di RS, rotasi 2 di puskesmas punya ceritanya tersendiri.

Kami dapat giliran ketiga untuk masuk puskesmas, ada jeda sekitar sebulan sebelum masuk ke puskesmas setelah menyelesaikan siklus yang diulang.
Entah bodoh entah pintar memanfaatkan waktu dan kesempatan lah namanya, saya memutuskan untuk mencoba mengisi waktu liburan dengan jaga di RS swasta di pariaman, sedap2 ngeri sih, melihat banyak tuntutan dg melakukan suatu hal yg ilegal tapi bnyk dilakukan orang. Allah, ampuni ce yang sudah melayani pasien tanpa SIP dan STR...

Begitulah, memasuki pelayanan di puskesmas untuk anamnesis dan komunikasi dengan pasien ce ga terlalu kagok, ga kagetan, 3 minggu cukup untuk ce bertemu dengan berbagai macam pasien dan dianggap sebagai dokternya, di puskesmas kadang dianggap dokter, kadang ngga, tetapi yang kagoknya ya sama obat2an, biasanya leluasa aja ngeresepin apapun, merk2 canggih, sekarang terbatas, ga bisa juga periksa labor bnyk2, ga bisa konsul ke spesialis terkait, harus mutusin sendiri dan berdoa banyak2 moga2 pasiennya sembuh. ;)


Dengan suasana di puskesmas yang pelayanannya rame dari pagi sampe jam 11an aja, siang2 nya cendrung bosan karna ga ada kerjaan.
minggu2 di puskesmas 1, diisi dengan makan sate ( favorit diatas semua favorit), sholat zuhur dan sesudah itu tidur di KIA, benar2 teratur tidur siang, menunggu jam 14.30.
Dan sudah bisa ditebak hasilnya, berat badan membumbung 2kg, hahah, apalah ini namanya, parah. Tapi rekan saya chapo lebih keren lagi naik 3kg dan ridho 8kg.
Oow.. masalah sensitif ini.

Untuk kunjungan2 ke rumah pasien kabin di puskesmas 1 agak repot dikit, nyatanya pasiennya tidak terlalu kooperatif, jarang dirumah.
Jadi setiap lewat depan rumah mereka ce otomatis menoleh ke sana, memeriksa apakah mereka ada dirumah. Sampai sekarang pun kalau ke jg spt itu, refleks saja.

Hal yang didapat di sana, dicuek kan, dianggap tidak ada, dianggap tidak bermakna itu memang menyakitkan teman, tapi ada andilnya kita juga disana, yang jelas, saya bisa menghela nafas masa bodoh jika hal yang tidak mengenak kan saya rasakan, toh besok2 dengan mudah saya lupakan, tapi jangan harap saya akan bersusah payah untuk dianggap, no thanks, sebegini aja cukup, daripada saya sebal setiap hari.

2 minggu menjalani hari di puskesmas kedua terasa lebih ringan, atmosfernya bersahabat, maka dengan itu saya juga mudah bersahabat dengan paramedis disana, ga ada malas2an yang parah seperti ditempat yang sebelumnya. Meski memang tidak ada tuntutan yang berlebih dari kedua tempat, tapi tetap saja berbeda.
Saya lebih terbuka disini, mungkin juga sudah mulai nyaman dengan teman2 seperjuangan juga, adapatasi itu memang selalu unik ya, ada kesan masing2.
Ah ya, kurangnya disini, hoho ga gitu juga sih, saya aja yg kurang elit, 2minggu disini saya langsung bokek, ngikutin selera makan teman2 bikin kantong jebol, saya waspada2in aja dulu rencana makan siang teman2 ke mana aja dulu, salah salah langkah ngikut berakibat ga tenang makan siang itu. Hahahah.

Untuk sekarang saya bikin semacam catatan harian pasien yang saya temui apa aja hari ini, walaupun berulang, tetap aja dibikin, tiap pasien adalah guru, guru pengalaman, gurunya seni pengobatan.

Hari ke hari makin dekat rasanya untuk ukdi.
Mari persiapkan diri.

tweets

temen-temen

translate it

Google-Translate-Chinese (Simplified) BETA Google-Translate-English to French Google-Translate-English to German Google-Translate-English to Italian
Google-Translate-English to Japanese BETA Google-Translate-English to Korean BETA Google-Translate-English to Russian BETA Google-Translate-English to Spanish
Powered by
Grab this widget