02 Mei 2012

Kelainan Kongenital



Kelainan ini dibawa sejak lahir, mungkin langsung terlihat, mungkin juga baru beberapa bulan atau tahun setelah lahir, namun penyebabnya sejak dari kandungan.

Istilah lugasnya, cacat.

Stase obgyn bagian poliklinik yang bersebelahan dengan poli anak bikin ce nyadar, eh ternyata ga hanya anak dengan demam-batuk-pilek aja yang datang ke sana (adew, kemaren2 ngeliatnya kemana aja neng? Ke ibu-ibu buncit saja?), banyak juga anak-anak dengan kondisi fisik dan mentalnya tidak sesuai dengan perkembangan seusianya.

Menjadi cacat itu bukan hukuman, apalagi kutukan. Ngga. Itu adalah kondisi lain yang istimewa. Allah menciptakan manusia sebaik-baik bentuk. Ada yang istimewa dengan kelainan mereka.

Salut sekali dengan ibu-ibu yang dengan sumringah menceritakan progresitas perkembangan anaknya itu (hasil nguping di jajaran bangku tunggu poli ;P ), pun ibu itu menggendong anaknya tanpa rasa jengah, malu dan lainnya, begitu sayangnya, walau kita tahu, pasti sudah banyak cobaan yang beliau lewati bersama dengan anaknya.


Hidup penuh cobaan, itu pasti.

Namun hal pasti lainnya adalah Allah menjanjikan (janji yang terjamin) bahwa cobaan itu ga akan melampaui kemampuan hambaNya untuk menanggungkan.

Sahabat ibu saya, namanya ibu ****, beliau masih muda ketika saya pertama kali bertemu, beliau menikah namun tidak memiliki anak, beliau kemudian mengadopsi anak dr ibu muda yang melahirkan di RS, bayi yang mungil dan sehat melengkapkan kebahagiaan mereka. Namun, tahun berganti tahun, sang bayi yang sudah menginjak umur bilangan jari penuh belum juga bisa berbicara jelas dan berjalan( entah penyakit apa yang menimpa, karna banyak hal yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan kegagalan kemampuan seseorang berbicara, harus diperiksa lebih lanjut). Ibu dari ibu **** ini pun jatuh sakit dan di rawat di RSJ gadut, bertambah beban pikiran, namun mereka tetap tegar, menjalani dengan ikhlas. Anak tadi, tetap diperlakukan sebagaimana anak yang lucu dan menggemaskan, ya kan, selain ia tidak bisa bicara dan jalan, ia kan bisa merasakan cinta kasih yang diberikan, bisa merajuk, bisa bahagia. Banyak hal yang terjadi dlm kehidupan mereka hingga beberapa bulan yang lalu saya mendengar kabar bahwa suaminya yang selalu setia mendampingi telah terlebih dahulu meninggalkan ibu ini, dulu suaminya pengacara, namun vakum karna sering sakit, ibu **** lah yang mencari nafkah dengan berjualan nasi padang. Ibu saya bilang, ketika melayat ke rumah duka, sahabatnya ini tetap tegar, karna masih ada amanah lagi yang membutuhkan ia untuk tetap terus berjuang, anak dan ibunya.

Banyak anak-anak dengan kelainan kongenital masih bisa bertahan, bahkan lebih lejit kebermanfaatan hidupnya dibandingkan yang dikaruniai modal yang lebih dari mereka. Cacat  bukan berarti harus hidup dalam keterbatasan. Cacat bukan berarti harus mengalah pada diskriminasi.


Saya mau jadi dokter anak, ga jadi deh dokter bedahnya. Tsaah….. Tapi ga mau jadi dokter anak yang c**e*t, haha.


Nb: dulu SD ce bersebelahan dengan SLB, dalam hati bertanya2, kenapa mereka berbeda ya? Oh, ternyata mereka istimewa, mereka luarbiasa. Kita yang biasa ini harus belajar dari mereka.


Published with Blogger-droid v2.0.4

1 komentar:

IndeHost Web Hosting Bagus dan Murah Indonesia mengatakan...

wah baru tau saya ada kelainan seperti itu kasian juga kalo sampe kena
Kunjungi juga yah artikel terbaru saya IndeHost Web Hosting Bagus dan Murah Indonesia

tweets

temen-temen

translate it

Google-Translate-Chinese (Simplified) BETA Google-Translate-English to French Google-Translate-English to German Google-Translate-English to Italian
Google-Translate-English to Japanese BETA Google-Translate-English to Korean BETA Google-Translate-English to Russian BETA Google-Translate-English to Spanish
Powered by
Grab this widget