23 Februari 2010

Bagaimanakah orang tua kita?

Tuesday, February 23, 2010, 6:59 pm

Ada sebuah kisah, once upon a time … :p ini bukan dongeng deh, ini kejadian, sayang..kejadiannya udah lama, so ga ada reality show yang meliput deh, ya udah c tulis aja di sini ya


 

Suatu malam Abu Yazid Al-Busthami bangun dan melihat ayahnya sedang melaksanakan sholat malam

"wahai ayahku, ajarilah aku bagaimana bersuci dan menunaikan sholat bersamamu" pintanya dengan lugu

"tidurlah anakku, karena engkau masih kecil" jawab bapaknya sambil mengelus kepala anaknya

Trus entah karna pinternya atau karna pikirannya yang lugu mengilhami seperti itu, tiba2 terlepas dari mulutnya "wahai ayah, bila datang hari kiamat aku akan berkata 'ya Tuhanku, aku telah meminta ayahku mengajariku bersuci dan menunaikan sholat, tapi ayahku menyuruhku tidur karena aku masih kecil!'"

Tersengat kaget si ayah mendengar pernyataan si anak "Tidak, demi Allah wahai anakku"

Kemudian ia mengajari Abu Yazid dan senantiasa bersamanya setiap sholat.


 

Wow.. tu anak berani bilang gitu, nah anak2 jaman sekarang gimana?

Malah di suruh sholat yang ga mau

Tapi c ga mau cerita ttg anak2nya, ni ttg orangtua2 yang mungkin saja mayoritas atau mungkin saja minoritas(maksud lo??? Ntar deh, pahami aja dengan lingkungan sekitar).


 

Ya jelas saja kewajiban orang tua yang membimbing anaknya jalanNya, itu amanah mereka, tetapi kalo orang tuanya ga punya pemahaman yang bagus tentang agama gimana?, udah syukur sih beragama islam, tapi ga sedikit kan yang bagi mereka ibadah masih belum menjadi prioritas.

ada ayah tak pernah menjadi imam sholat bagi anak2nya, walo pun ia sholat di rumah.

ada ayah yang tak bisa mengajari anaknya mengaji, syukur2 sudah bisa baca tulis, tapi utk Al Qur'an, c amati banyak yang tidak bisa atau tidak lancar, atau yang sudah lancar tapi saking sibuknya ga sempet nemenin anaknya ngaji.

Ada ayah yang jarang menasehati anaknya tentang agama (paling2 ayah yang berprofesi sbg guru agama atau yang mengerti ttg hal itu), umumnya hanya nasehat ttg masa depan anaknya, tentang sekolahnya.

Ada ayah yang pada awalnya coba2 atau mungkin karna terdesak memasukkan sedikit uang yang haram untuk anak istrinya

Ada ibu yang fine-fine aja saat anak gadisnya sudah baligh tapi masih belum menutup aurat secara sempurna, ada malah yang melarang anaknya berjilbab, takut tak laku.

Ada ibu yang enggan menjadi imam sholat untuk anak perempuannya, merasa kurang konsentrasi atau apalah.

Ada ibu yang tanpa rasa bersalah sering memaki-maki anaknya jika bersalah, bahkan kelewat pedih untuk didengar oleh orang lain sekali pun

ada..ada..ada… semuanya di atas ada kawan, ingin menangis rasanya, miris sekali kan..

tiang dan pagar yang seharusnya menopang dan melindungi malah seakan ikut membawa jatuh dan tanpa perlindungan.

Lalu bagaimana pertanggungjawaban mereka dg amanah2 berat itu?

Bukan ga mungkin si anak bakal menuntut seperti Abu Yazid tadi kan?


 

Beruntunglah mereka yang mendapatkan ayah-ibu yang sholeh-sholehah, beruntung…sekali….

Tapi bagi yang tak mendapatkannya, jangan menyerah, jadinya ini kewajiban kita utk mengingatkan mereka, dengan cara yang baik tentunya, mereka sangat sensitive, itu pasti, tapi kita harus usaha kan?

Birul walidain bukan hanya untuk urusan dunia, tapi juga itu, moga kita bisa berkumpul bersama mereka lagi si surgaNya kelak..


 

Amin…


 

Ps: sepenggal puisi kakak ce, Niwa

"Rasulullah pernah berkata ; 'surga itu dibawah telapak kakimu'

Tapi yang ku inginkan surga itu bisa kupersembahkan untukmu ibu"

Tidak ada komentar:

tweets

temen-temen

translate it

Google-Translate-Chinese (Simplified) BETA Google-Translate-English to French Google-Translate-English to German Google-Translate-English to Italian
Google-Translate-English to Japanese BETA Google-Translate-English to Korean BETA Google-Translate-English to Russian BETA Google-Translate-English to Spanish
Powered by
Grab this widget